TEORI PERKEMBANGAN (RESUME)

BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA
Istilah perkembangan merujuk ke bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri, dan berubah sepanjang perjalanan hidupnya, melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosi, perkembangan kognisi (pemikiran), dan perkembangan bahasa.
Aspek – aspek perkembangan
Salah satu persyaratan pertama pengajaran yang efektif ialah bahwa guru memahami cara siswa berpikir dan cara mereka memandang dunia ini. Strategi pengajaran yang efektif harus memperhitungkan usia dan tahap perkembangan siswa.
Masalah – masalah perkembangan
Dua masalah utama perkembangan yakni sejauh mana perkembangan dipengaruhi oleh pengalaman dan apakah perkembangan berlangsung secara bertahap.
Kontroversi alami-pengasuhan
Pakar psikologi perkembangan (misalnya Bee & Boyd, 2007; Berk, 2006; Cock & Cock, 2007; Fabes & Martin, 2000) bahwa alam (nature) dan pengasuhan (nurture) bersatu untuk mempengaruhi perkembangan, dengan faktor biologi yang memainkan peran yang lebih kuat dalam beberapa aspek, seperti perkembangan fisik, dan faktor lingkungan yang memainkan peran yang lebih kuat dalam aspek lain seperti perkembangan moral.
Teori berkelajutan dan terputus
Teori berkelanjutan terfokus pada pengalaman social yang dilalui seorang anak sedangkan  teori terputus menenkankan pada factor bawaan lahir bukannya pengaruh lingkungan.
PANDANGAN PIAGET TENTANG PERKEMBANGAN KOGNISI
Teori perkembangan kognisi Piaget menyatakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognisi anak mengalami kemajuan melalui empat tahap yang jelas, masing-masing tahap dicirikan oleh kemunculan kemampuan dan cara mengolah informasi yang baru.
Terjadinya perkembangan
Perkembangan dapat sangat dipengaruhi keturunan, kemampuan, keistimewaan, kepribadian, pengasuhan anak, budaya, dan seluruh lingkungan.
Asimilasi dan Akomodasi
Asimilasi adalah proses memahami objek atau peristiwa baru berdasarkan skema yang sudah ada sedangkan akomodasi adalah proses memahami objek dengan mengubah skema yang ada agar sesuai dengan situasi yang baru. Proses pemulihan keseimbangan atara pemahaman sekarang dan pengalaman baru disebut ekuilibrasi

Tahap – tahap perkembangan menurut Piaget
Tahap sensorimotor (saat lahir hinngga usia 2 tahun)
Tahap paling awal yakni bayi dan anak kecil menjajaki dunia mereka dengan menggunakan indera dan kemampuan motoric mereka. Tanda periode sensorimotor lain ialah perkembangan tentang pemahaman tentang keajegan objek (objek permanence).
Tahap praoperasi (usia 2 hingga 7 tahun)
Tahap praoperasi yakni tahap ketika anak – anak belajar melambangkan sesuatu kedalam pikiran. Pemikiran praoperasi salah satu karakteristiknya adalah keterpusatan : memberikan perhatian hanya pada satu aspek situasi. Pemikiran anak prasekolah juga dapat dicirikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dibalik. Akhirnya anak – anak bersifat egosentris dalam pemikiran mereka. Anak – anak percaya bahwa setiap orang melihat dunia ini tepat sama seperti yang mereka lihat.

Tahap operasi konkret ( usia 7 hingga 11 tahun)
Tahap operasi konkret yaitu anak-anak pada tahap ini membentuk konsep melihat hubungan dan memecahkan masalah tetapi hanya sejauh jika mereka melibatkan objek dan situasi yang sudah tidak asing lagi. Salah satu tugas penting yang dipelajari anak-anak selama tahap operasi konkret adalah pengurutan atau menyusun sesuatu yang deret secara logis. Ketika sudah tercapai anak-anak akan mempunyai kemampuan yang disebut transitivitas yaitu kemampuan menyimpulkan hubungan antara dua objek berdasarkan pengetahuan hubunganya masing-masing dengan objek ketiga.
Tahap operasi formal ( usia 11 tahun hingga dewasa)
Tahap operasi formal yaitu tahap dimana seseorang dapat menghadapi situasi hipotesis secara abstrak dan dapat bernalar secara logis. Pencapaian utama tahap ini yaitu pemikiran abstrak dan semata-mata simbolik di mungkinkan. Masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperiemntasi sistematik.

PANDANGAN DEWASA INI TERHADAP KARYA PIAGET
Kritik dan revisi terhadap harya Piaget
Teori Piaget telah dikritik karena semata-mata mengandalkan tahap-tahap yang luas,tetap, berurutan, dan semua anak mengalaminya dan mnyepelekan kemampuan anak-anak. Sebaiknya teori Neo-Piaget memberikan penekanan pada pentingnya pengaruh sosial dan lingkung dan yang lebih besar pada perkembangan kognisi.
PANDANGAN VIGOTSKY TENTANG PERKEMBANGAN KOGNISI
Vygotsky memandang perkembangan kognisi sebagai kelanjutan perkemangan melalui interaksi dengan oranglain dan lingkungan. Pembelajaran dengan bantuan langsung pada zona perkembangan proksimal anak-anak, yang pada zona itu mereka dapat melakukan tugas-tugas baru yang berada dalam kemampuan mereka hanya dengan bantuan guru atau teman sebaya.
PANDANGAN ERIKSON TENTANG PERKEMBANGAN PRIBADI DAN SOSIAL
Erikson mengajukan delapan tahap perkembangan psikososial, yang masing-masing didominasi oleh krisis psikososial. Tahap I kepercayaan vs ketidakpercayaan, tujuanya ialah mengembangkan rasa kepercayaan melalui nteraksi dengan pengasuh. Tahap II, Otonomi vs keraguan (usia18 bulan hingga 3 tahun), anak-anak mempunyai keinginan ganda untuk mempertahankan dan melepaskan. Tahap II, inisiatif vs rasa bersalah (usia 3 tahun hingga 6 tahun), anak-anak memperjelas pemahaman tentang diri mereka melalui penjajakan lingkungan. Tahap IV, kemegahan vs inferioritas (usia 6 hingga 12 tahun), ketika kegagalan dan keberhasilan suatu akademis menjadi suatu yang pokok. Tahap V, Identitas versus kebingungan peran (usia 12 hingga 18 tahun0, remaja makin berpaling kekelompok sebaya mereka dan memulai pencarian makna terkait mitra dan karier. Masa dewasa membawa Tahap VI (Keintiman vs keterassingan), tahap VII (daya regenerasi versus penyibukan diri. Tahap VIII (Integritas versus keputusasaan).
BEBERAPA TEORI PERKEMBANGAN MORAL
Menurut piaget, anak-anak mengembangakan moralitas heteronom (ketaatan pada otoritas melalui realisme moral) pada usia sekitar 6 tahun dan kemudian berlanjut ke moralitas otonom (moralitas rasional berdasarkan prinsip moral). Menurut Kohlberg mencerminkan tanggapan anak-anak terhadap dilema moral. Dalam tahap 1 dan 2 (tingkat prakonvensi), anak-anak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh orang lain sambil memaksimalkan kepentingan pribadi. Tahap 3 dan 4 (tingkat konvensi), orang menganut aturan, percaya pada hukum dan keteraturan dan mencari persetujuan orang lain. Tahap 5 dan 6 (tingkat pasca-konvensi), orang mendefinisakan nilainya sendiri berdasar prinsip etika abstrak yang telah dia pilih untuk diikuti.

REVERENSI :
E Slavin, R. (2011). Psikologi Pendidikan teori dan praktik. Jakarta : PT Indeks










Comments