(RESUME) LANDASAN HISTORIS PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING, RELIGIUS DAN PERKEMBANGAN IPTEK



TEGUH ILLAHI WIDIYANTO BUDIMAN
1500670, KELAS A PGSD PENJAS
BIMBINGAN DAN KONSELING
17 FEBRUARI 2016


RESUME
LANDASAN HISTORIS PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING, RELIGIUS DAN PERKEMBANGAN IPTEK

Landasan Historis Bimbingan dan Konseling
            Bimbingan dan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu atau siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
            Awal mula bimbingan dan konseling dikemukakan, pada tahun 1908 di Amerika oleh Frank Parsons, yang dikenal dengan nama “The Father of Guidance” dengan menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara inteligen dalam memilih pekerjaan yang tepat bagi dirinya. Awal perkembangan gerakan Bimbingan telah dilengkapi dengan didirikannya organisasi profesi National Vocational Guidance Association  (NVGA) tahun 1913.
            Bimbingan dan konseling muncul di sekolah Amerika pada tahun 1920 oleh Jesse Davis, Eli Weaver, Frank  Parsons, dan sejumlah pelopor  lain untuk pengembangan suatu profesi.

Perkembangan Bimbingan dan Konseling
Pada tahun 1945 didirikan sebuah perusahaan jasa oleh Frank Parsons yang dibentuk kementerian Indonesia dengan salah satu kegiatannya yaitu menempatkan orang-orang agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dengan bantuan bimbingan dan konseling di Kantor Penempatan Tenaga Kerja, yang sekarang ini menjadi Departemen Tenaga Kerja.
            Sejak tahun 1962, bimbingan dan konseling pun mulai diperbincangkan di kalangan pendidikan. Hal ini ditandai dengan berdirinya SMA Gaya Baru, yang di dalam setting sekolahnya bimbingan dan konseling membantu penjurusan dalam SMA tersebut. Namun usaha ini belum memuaskan dengan ditandai oleh kenyataan bahwa dalam pendidikan di sekolah, Bimbingan dan Konseling belum diselenggarakan sebagaimana seharusnya.
            Pada tahun 1970, peranan Bimbingan dan Konseling kembali mendapat perhatian dengan diperkenalkannya gagasan Sekolah Pembangunan. Karena sekolah tersebut membutuhkan kegiatan penjurusan yang lebih teliti, gagasan Sekolah Pembangunan ini dimasukkan dalam program sekolah menengah persiapan, untuk itu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusunlah program Bimbingan dan Konseling SMPP. Oleh karena itu dalam usaha mewujudkan Sekolah Pembangunan tersebut dilaksanakan proyek pembaharuan yang pelaksanaannya dirintis dengan Eksperimentasi Pembaharuan Pendidikan dengan nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP).
            Pada tahun 1975, secara resmi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah baru mulai dilaksanakan sejak berlakunya kurikulum 1975/1976, dalam buku III-C (Pedoman Bimbingan dan Konseling) yang merupakan komponen kurikulum 1975/1976 itu, Bimbingan dan Konseling di sekolah dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang diprogramkan.
                        Pada tahun 1994, bimbingan dan konseling dibedakan atas 4 bidang, yaitu bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar, dan bidang bimbingan karir. Masing-masing bidang bimbingan itu terdiri atas 7 layanan bimbingan, yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan/penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, dan layanan konseling kelompok.
            Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
            Hingga saat ini, Bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami selalu mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.
Nilai-nilai Religius pada Bimbingan dan Konseling
            Beberapa peran agama yang diterapkan dalam pendidikan bimbingan dan konseling.
  1. Agama memberikan bimbingan dalam hidup
  2. Agama sebagai penolong dalam kebahagian hidup
  3. Agama menentramkan batin
  4. Agama sebagai pengendali moral
  5. Agama bisa menjadi terapi jiwa
  6. Agama sebagai pembinaan mental
Perkembangan IPTEK
            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat memprihatinkan dibanding negara-negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di negara-negara Asia, misalnya Jepang dan China. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya orang Indonesia yang mendapat pendidikan terutama pendidikan tinggi, kurangnya keinginan dari pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di Indonesia untuk melakukan ahli teknologi, dan tidak adanya inovasi teknologi yang berarti di dalam masyarakat Indonesia itu sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi di Indonesia, memiliki dampak positif dan negatif pada suatu negara.
Dampak positif perkembangan IPTEK:
  1. Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas, terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin, sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat dilaksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak
  2. Mempermudah berbagai informasi-Informasi yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan serba ketinggalan, terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat
Bertambahnya pengetahuan dan wawasan komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan IPTEK, peralatan elektronik seperti komputer, internet, dan handphone (HP) sudah menjadi benda yang menjamur dimana saja. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya.
Dampak negatif perkembangan IPTEK:
  1. Mempengaruhi pola berpikir masyarakat Indonesia, yang membuat masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di sajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.
  2. Hilangnya budaya tradisional dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan, dan masih banyak lagi mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar modern.
Menimbulkan berbagai kerusakan di Indonesia yang di kenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya, namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai negara yang sedang berkembang dan terus berkembang, salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun 2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di kenal sebagi kota “Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang relative singkat, istilah seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko” di mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembangunan di kota ini amat sangat pesat. Dengan berdirinya berbagai kegiatan industri, perhotelan, mall, dan gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana, mengakibatkan aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi terjadi dimana-mana.


Comments