(RESUME) MEMBANGUN MASYARAKAT BERBASIS MASJID

 MEMBANGUN MASYARAKAT BERBASIS MASJID
Masjid merupakan wahana atau tempat yang digunakan umat islam untuk melakukan aktifitas ibadah. Tidak kalah pentingnya masjid juga mempunyai peranan yang sangat dibutuhkan umat islam dalam menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam itu sendiri. Basis yang digunakan dalam manajemen masjid tidak terlepas dari fungsi masjid itu sendiri untuk dapat dijadikan sebagai sarana pendukung umat islam untuk memperbaiki dan dituntut dapat mengamalkan kemurnian islam itu sendiri. Masjid adalah tempat yang sudah sangat banyak kita jumpai di desa, di kota, di kompleks perumahan, dan bahkan kita juga bisa menjumpai masjid di pusat perbelanjaan seperti swalayan, Ramayana, ITC, dan mal-mal yang merupakan tempat yang sering dikunjungi setiap orang. Jadi tidak ada alas an bagi kita untuk meninggalkan perintah ALLAH yakni dengan memakmurkan masjid (Rumah ALLAH).
Banyaknya jumlah masjid yang kita jumpai tentu mempunyai keragaman nama masjid itu sendiri. Masjid At-Taubah adalah salah satu masjid yang yang akan diamati oleh penulis untuk melihat sejauhmana masyarakat yang berada di komplek masjid At-Taubah tersebut menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam islam dalam rangka mensosialisasikan masjid sebagai wadah untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. Oleh karena itu masyarakat yang berada dikomplek masjid tersebut harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai wadah atau tempat kegiatan umat islam. Melihat fenomena yang ada direalitas masyarakat, sebagian masyarakat telah mampu memberdayakan masjid sesuai dengan fungsinya seperti; tempat ibadah, tempat pendidikan yakni dengan melakukan pengajian atau kajian keislaman dalam memberdayakan umat islam.

A.    LANDASAN TEORI

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Yang artinya :
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Terlepas dari firman ALLAH diatas maka kita juga harus melihat sistematika nuzulnya wahyu yang merupakan pola dasar dalam melakukan pembinaan untuk menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam didasarkan pada urutan turunya wahyu kepada Rasulullah. Mulai dari surah Al-‘Alaq, Al-Qalam, Al-Muzzammil, Al-Mudatstir dan Al-Fatihah.
Menggugah Kesadaran dengan Al-‘Alaq
            Membaca dalam cakupan iqra’ mempunyai arti yang seluas-luasnya, bukan hany tekstual saja, karena mencakup pilihan jalan hidup. Disamping itu islam bukanlah dogma, melainkan konsep yang harus di hayati dengan kesadaran penuh. Islam tidak menghendaki umatnya menjalankan aktifitas agamanya secara taklid. Islam adalah agama kesadaran, ad-diinu ‘aqlun, laa diina li man laa ‘aqlahu. Agama adalah kesadaran, tidak sempurna agama seseorang yang tidak memiliki kesadaran.
Meniti Jalan dengan Al-Qalam.
            Yang ingin dicapai dalam tahapan ini adalah kuatnya keyakinan akan kebenaran laa ilaha illallah. Ini dibutuhkan untuk memberikan kekuatan moral ditengah runyamnya kehidupan. Sebagai mana diketahui pada masa ini suatu kebenaran bisa menjadi bahan olokan sementara tindak kemungkaran justru diagung-agungkan atau dibangga-banggakan.
Membentuk Watak dengan Al-Muzzammil
Semua aktifitas menuntut persyaratan pribadi. Untuk menggerakkan cita-cita menegakkan peradapan islam perlu keutuhan dalam menampilkan diri sebagai seorang muslim sejati. Identitas ini bahkan harus melekat dimanapun kita berada, bukan hanya kita menggunakan identitas ini ketika kita berada di muka umum.
Menyatukan Langkah dengan Al-Muddatstir
            Dalam tahapan ini, selain umat islam dituntut untuk bisa berorganisasi secara rapi, juga harus mampu mnyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Tahapan ini bisa dilakukan dengan sukses bila persyaratan dari tahapan awal sampai ketiga bisa dipenuhi.
Berislam Kaffah dengan Al-Fatihah
            Dengan dimasukinya tahapan ini, tersirat keberhasilan sebuah perjuangan yang mengarah pada terwujudnya masyarakat yang penuh dengan rahmat. Namun kita harus menyadari bahwa semua ini bergantung pada keputusan ALLAH SWT.


Nama               : Teguh Illahi Widiyanto Budiman
NIM                : 1500670
Matkul             : Pendidikan Agama Islam



Comments