(MAKALAH) Berbagai Upaya Untuk Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja Yang Terjadi Di Masyarakat Berdasarkan Perundang - Undangan

BERBAGAI UPAYA UNTUK MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA YANG TERJADI DI MASYARAKAT BERDASARKAN PERUNDANG -UNDANGAN

MAKALAH

 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: LETKOL.INF. Drs. H. Djadjang



                                         

                                                                                                               


Disusun Oleh:
    Anisa Nurhasanah 1503451                                                Sefty Fauzia Irhamni 1503645
    Andi Suprayogi 1500546                                                     Titi Misti 150000
    Friskie Siti Alfiyah M 150000                                             Teguh Illahi Wahyu B 1500670
    Jia Fajarisman 150000                                                          Zia Nisa  1501142


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR


Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang topik berbagai upaya untuk mengatasi masalah kenakalan remaja yang terjadi di masyarakat berdasarkan perundang -undangan. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui tentang berbagai penyebab kenakalan remaja serta dapat membentengi diri dan lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam berbagai bentuk kenakalan remaja tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.
Penyusunan karya tulis ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
LETKOL.INF. Drs. H. Djadjang
           Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua , amin.




i
Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.


                    Bandung, 11 Maret 2016



Penyusun

























ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kenakalan remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul kepermukaan, tetapi masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi persoalan yang aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia, dan masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke wilayah pedesaan.
            Sebagaimana yang dikatakan oleh Romli Atmasasmita ( 1983 :23 ) bahwa : “Kenakalan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang bcrlaku di suatu negara yang oleh masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan tercela”.
            Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan merupakan suatu pengertian yang memuat segi-segi juridis maupun segi-segi sosiologis. Selanjutnya pengertian remaja dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (1974:35) adalah:
“Remaja adalah usia transisi. Seseorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat.
          Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial masyarakat  dimana dia hidup.

1

2
Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan
diri untuk menyesuaikan dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya”.
Berdasarkan pada kenyataan ini, sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk mengarahkan anak-anak remaja, sehingga tidak terjerumus kenakalan remaja. Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah timbulnya kenakalan remaja karena adaiah kewajiban setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan ncgara. Dalam hal ini turut pula peranan pihak kepolosian sebagai salah satu instansi yang paling berwenang dalam mengatasi dan mengantisipasi kenakalan remaja.
B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu Kenakalan Remaja ?
2.      Bagaimana upaya masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi kenakalan remaja?
3.     Bagaimana gejala-gejala yang muncul pada remaja yang terlibat kenakalan?
4.    Perilaku apa saja yang merupakan kenakalan remaja?
C. TUJUAN
    Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami atas tugas yang diberikan oleh guru pengampu sebagai  syarat untuk memenuhi aspek penilaian mata pelajaran PKN
D. MANFAAT
   1.      Memahami pengertian kenakalan remaja
  2.      Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-  hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Masa remaja
 Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik” (Hurlock, 1992 dalam Admin, 2012). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Masa remaja merupakan masa peralihan seperti yang dikemukakan oleh Calon (Monks, 1994 dalam Admin, 2012) “Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak”. Ditambahkan oleh Sri Rumini, 2004 (dalam Admin, 2012) “masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa”.
Masa remaja awal muncul setelah perkembangan dari masa pubertas dilewati. Nurkencana (1999) menyebutkan “Masa remaja awal dimulai sekitar umur 12/13 tahun. Masa remaja ini berakhir pada usia 17/18 tahun.  Istilah yang biasa diberikan bagi si remaja awal adalah Teenajers (anak usia belasan tahun)”. Masa remaja ini dicirikan dengantimbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik maupun fsikologis. Perubahan secara fisik sesungguhnya berpangkal pada terbentuknya hormon seks dari kelenjar yang baru sehingga masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

3
4
Timbulnya gejolak emosi dan ketidakseimbangan merupakan ciri perkembangan remaja.
Remaja diombang-ambingkan oleh munculnya kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik, pertentangan-pertentangan dan krisis penyesuaian, impian dan khayalan, pacaran dan percintaan, keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan.

2.1.1.Pertumbuhan dan perkembangan masa remaja Awal
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua konsep berbeda namun sering disalah artikan. Menurut Sunarto, 1991
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur secara biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat.
Sementara perkembangan menurut schneirla, 1957(dalam sunarto, 1991) menyatakan,
Perkembangan merupakan perubahan-erubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dapat dilihat sebagai sistem fungsional dan adaktif sepanjang hidupnya. Perubahan secara progresif meliputi kematangan dan pengalaman.
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja awal dapat dibagi menjadi dua bagian yakni pertumbuhan secara fisik dan perkembangan secara fsikologis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut;
2.1.2.Pertumbuhan  fisik
            Pertumbuhan secara fisik merupakan proses yang dilalui pada masa remaja awal pada proses ini remaja mengalami kejutan yang sangat besar terhadap kondisi fisik dirinya. Hurlock, 1992 (dalam Ali, 2006) menyatakan “Bahwa perubahan fisik tersebut, terutama
5
dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-perubahan, baik internal maupun eksternal”. Yang dapat dijelaskan sebagai berikut;
1.    Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
a.    Sistem Pencernaan
b. Sistem Peredaran Darah
c. Sistem Pernafasan
d. Sistem Endoktrin
e. Jaringan Tubuh
2. Perubahan Eksternal   
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang mengalami datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak.
Perubahan tersebut ialah:
a.    Tinggi Badan
b.    Berat Badan
c.    Proporsi Tubuh
d.   Organ Seks/Ciri Seks Primer


6
2.1.3Perkembangan Psikologis
Perkembangan psikologis yang terjadi pada remaja didahului dengan pembentukan konsep diri, perkembangan sosial yang dapat dijelaskan sebagai berikut;
·            Pembentukan konsep diri
Pembentukan konsep diri individu memainkan peran pokok dalam pemilihan karir. Banyak perubahan perkembangan dalam konsep diri tentang pekerjaan terjadi pada waktu remaja dan dewasa muda (Super, 1967 dalam Ali, 2006). Pada usia 12-18 tahun, remaja mengembangkan gagasan tentang bekerja yang berhubungan dengan konsep diri global yang sudah mereka miliki, fase ini disebut kristalisasi. untuk memilih dan cocok dengan karir tertentu atau disebut stabilisasi.
·            Perkembangan intelegensi
Intelegensi adalah konsep abstrak, yang diukur secara tidak langsung dan mencakup kemampuan verbal, keterampilan memecahkan masalah, dan kemampuan belajar dan menyesuaikan diri terhadap pengalaman hidup sehari-hari. Perkembangan intelegensi merupakan perkembangan yang dilalui oleh remaja menuju proses kematangan.
·            Perkembangan sosial
Nurkencana (1999) menyatakan ”Perkembangan sosial pada masa remaja awal ditandai dengan gejala untuk melepaskan diri dari pengaruh orang tua, dan usaha untuk semakin mendekatkan diri dengan teman sebayannya”. Perkembangan sosial pada masa ini cenderung membentuk prilaku remaja. Pergaulan remaja banyak dihujutkan dalam kelompok-kelompok baik kecil maupun besar. Baik kelompok besar maupun kelompok kecil masalah yang dihadapi remaja adalah
7
 masalah penyesuaian diri. Remaja yang pandai menyesuaikan diri akan merasa percaya diri dan akan mengembangkan kepribadiannya untuk dapat menambah kepopulerannya, sedangkan bagi remaja yang tidak bisa menyesuaikan diri akan merasa tidak percaya diri, dikucilkan dan akan membenci anak yang tidak mau menerimannya.
·            Perkembangan seksual
Kematangan seksual pada masa rmaja awal mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Dengan makin matangnya kelenjar seksual, maka makin kuatlah dorongan untuk mendekati lawan jenis. Remaja pria mulai terdorong kuat untuk mendekati remaja putrid, sementara remaja putrid akan menunjukan prilaku “penyerahan” bahkan keaktifan mendekati pendekatan lawan jenis. Beberapa remaja telah mengalami hubungan-hubungan sosial yang bersifat hetroseksual seperti berdansa, kencan (Andi Mapprare, 1982 dalam Nurkencana, 2006). Bagi remaja yang tidak dapat menyalurkan kodrat seksualnya akan melakukan kebiasaan onani ataupun martubasi  pada masa perkembangan ini.
2.2.  Upaya Pencegahan Kenakalan remaja
2.2.1.Pengertian Kenakalan remaja
Kenakalan remaja merupakan salah satu prilaku menyimpang yang ditunjukan dari remaja. Pengertian kenakalan remaja menurut para ahli meliputi;
M.Gold dan J.Petronio (dalam Weiner, 1980 : dalam Sarwono, 2006:205 menyatakan“Kenakalan remaja adalah tindakan oleh seorang yang belum dewasa yang

8
 sengaja melanggar hukum dan diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum bisa dikenakai hukuman”
Kartono (dalam Anonim, 2012:1)  menyatakan “Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
Santrock (dalam Anonim, 2012:1)  menyatakan “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang ditunjukan oleh remaja dalam bentuk pengabean sosial atau penyimpangan sosial yang melanggar hukum bentuk pelanggaran hukum, dilakukan dengan kesengajaan.
“Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya”(Tarumanegara, 2011). Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
9
2.2.2.Jenis Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja menurut Jesen 1986 (dalam Sarwono, 2006) dibagi menjadi empat jeni yakni;
1).       Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:Perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.
2).       Kenakalan yang menimbukan korban materi:perusakan, pencurian, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.
3).       Kenakalan yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, maupun hubungan seks sebelum menikah.
4).       Kenakalan melawan status, misalnnya mengingkari status sebagai pelajar denngan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membatah perintah mereka dan sebagainnya.Secara hukum perbuatan ini merupakan belum melanggar hukum namun yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) akan tetapi jika prilaku ini dilakukan sebagai kebiasaan sampai dibawa dewasa Jensen mengolongkan kenakalan ini sebagai kenakalan remaja.
2.2.3.Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Faktor dari penyebab dari kenakalan remaja sesungguhnya sampai sekarang ini belum diketahui dengan pasti. Walaupun demikian, secara umum dapat dijelaskan beberapa penyebab kenakalan remaja yakni faktor dari lingkungan sosial dan pribadi perkembangan anak tersebut. Graham, 1983 (dalam Sarwono, 2006) yaitu dibagi menjadi dua golongan yakni;
10
1)      Faktor Lingkungan (Eksternal)
(1)      Kemiskinan di kota-kota besar
(2)      Gangguan lingkungan misal; pengaruh temansepermainan,  Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
(3)      Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan lain-lain)
(4)      Keluarga yang tercerai bercerai (perpisahan yang terlalu lama, perceraian)
(5)      Gangguan dalam pengauhan oleh keluarga:
·   Kematian orang tua
·   Orang tua sakit berat atau cacat
·   Hubungan antara anggota keluarga yang tidak harmonis
2)      Faktor Pribadi (Internal)
(1)      Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen(menjadi pemarah, hiperaktif, dan lain-lain)
(2)      Cacat Tubuh
(3)      Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri
(4)      Kontrol diri yang lemah
2.2.4. Upaya Penaggulangan Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan suatu bentuk penyimpangan sosial yang melanggar hukum. Kenakalan remaja dapat dicegah dengan peranan orang tua, guru maupun aparatur masyarakat. Beberapa cara yang dapat ditempuh mencegah dan mengatasi kenakalan remaja dapat dijelaskan sebagai berikut;

11
A.      Upaya Pencegahannya(Preventif)
             1)         Lingkungan keluarga
Kenakalan remaja  dapat dicegah dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga. Pendidikan lingkungan keluarga merupakan pendidikan awal yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Pendidikan lingkungan keluarga ini penting diberikan disesuaikan dengan perkembangan anak itu sendiri. “Banyak orang tua yang mendidik anak dengan menyerahkan anak kepada sekolah, dan menjadi tanggung jawab sekolah dan menganggap anak itu dewasa namun sebenarnya anak itu bukanlah orang dewasa alam bentuk kecil. Pikiran, perasaan, keingginan, dan kemampuan anak itu berbeda dengan kemampuan orang dewasa” (Rousseau dalam Ngalim, 2006). Pemahaman yang tidak benar dari orang tua inilah menyebabkan berbagai penyimpangan dan kenakalan yang dlakukan oleh remaja.
            2)         Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah sebagai lingkungan kedua bagi anak dalam proses perkembangan jiwa dan kepribadian si anak. Sekolah merupakan lembaga resmi bagi anak didik untuk mendapat pendidikan dan pengajaran. Sekolah merupakan lingkungan pergaulan anak yang cukup kompleks. Di dalam hal ini, kedudukan pendidik di lingkungan sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak untuk tidak melakukan berbagai kenakalan remaja. Berbagai hal yang dapat dilakukan guru selaku pendidik dalam upaya mencegah kenakalan remaja, antara lain, berikut ini:
12
(1)         Mengembangkan hubungan yang erat dengan setiap anak didiknya agar dapat tercipta komunikasi timbal balik yang seimbang.
(2)         Menanamkan nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(3)         Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
(4)         Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri, sejauh potensi tersebut bersifat positif.
(5)         Bersedia mendengar keluhan siswa serta mampu bertindak sebagai konseling untuk membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang dihadapinya di rumah.
                3)            Lingkungan masyarakat
Lingkungan pergaulan dalam masyarakat sangat mampu memengaruhi pola pikir seseorang. Dalam hal ini, perlu tercipta lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter anak yang baik. Adapun hal-hal yang dapat dikembangkan dalam masyarakat agar upaya pencegahan perilaku penyimpangan remaja dapat tercapai, antara lain, berikut ini.
(1)   Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat. Sikap ini akan mampu meningkatkan rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan antarsesama warga masyarakat. Jika dalam suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka perilaku penyimpangan dapat diminimalisasikan.

13
(2)      Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan jam belajar anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
(3)      Mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, pengajian, atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan kemampuan masyarakat yang lebih maju dan dinamis.
B.  Upaya Mengatatasi Kenakalan Remaja(Kuratif)
1)         Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Gerald Patterson (Santrock, 1996 dalam Yusup, 2012) menunjukkan bahwa “pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan”. Bagi Remaja yang cenderung melakukan kenakalan hanya dapat diatasi

14
dengan pemberian kasih sayang yang penuh dari keluarga itu sendiri terhadap anaknya yang menagalami penimpangan.
2)         Lingkungan Sekolah
Kenakalan yang dilakukan oleh remaja, merupakan bentuk dari penyimpangan sosial maka dari itu sekolah menerapkan upaya-upaya untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Baik penyimpangan yang dilakukan oleh anak dengan kadar penyimpangan rendah sampai penyimpangan berat. Sekolah menerapkan upaya antara lain:
(1)         Pembinaan
Merupakan cara yang dilakukan oleh sekolah mengatasi kenakalan yang dilakukan oleh remaja dengan membina remaja setelah melakukan penyimpangan. Pembinaan merupakan cara pertama yang ditempuh bagi sekolah agar nantinya anak yang mengalami penyimpangan dapat sadar dan diharapkan tidak lagi melalukan kenakalan.
(2)         Skorsing
            Skorsing merupakan cara yang ditempuh bagi sekolah terhadap remaja apabila melakukan penyimpangan dengan kadar berat. Skorsing akan diterapkan jika anaksering melakukan kenakalan dan sifatnya meresahkan.
(3)   Pemutusan hubungan sekolah(Pemecatan)

15
             Pemutusan hubungan sekolah dengan anak didik adalah cara terakhir yang ditempuh oleh sekolah setelah remaja melakukan kenakalan. Sekolah dianggap tidak lagi mampu mendidik anak tersebut sehingga dikembalikan ke orang tuannya. Tindakan tegas ini dilakukan jika anak melakukan penyimpangan yang berhubungan dengan tindak pidana seperti; pemerkosaan, menggunakan narkoba maupun pembunuhan.
3)         Lingkungan masyarakat
   Kenakalan remaja merupakan fenomena pidana yang terjadi di masyarakat maka dari itu pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan bagi pelanggar hukum yang menjerat jika remaja tersebut melakukan pelanggaran. Ahira(2012) menyebutkan beberapa peraturan hukum  yang dikenakan:
A.       Penyalahgunaan Narkoba
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan bahwa
(1) Setiap Penyalah guna:
(a)          Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;
(b)         Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;
(c)          Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.
16
B.        Seks Bebas
Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, seperti:
(a)       Melanggar kesusilaan didepan umum
Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah:
Ke-1 barang siapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum;
Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain yang hadir tidak dengan kemauannya sendiri
(b)      Tindak Pidana Perkosaan
Pasal 285 KUHP menyatakan bahwa “Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun”.
(c)       Menggugurkan kandungan
Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa “Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang

17
lain menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya emapat tahun”
                                   Pasal 348 KUHP menyatakan
(1)      Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan.
(2)      Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.
 C. Tawuran
Pasal 358 KUHP menyatakan bahwa
Barangsiapa dengan sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang, maka selain dari tanggungannya masing-masing atas perbuatan yang istimewa dilakukannya dipidana:
Ke-1; dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan, jika penyerangan atau perkelahian itu hanya berakibat ada orang luka berat;
Ke-2; dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun, jika penyerangan itu berakibat ada orang mati.


18
  2.2.5. Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
1.                  Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
2.                  Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
3.                  Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
4.                  Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
5.                  Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
6.                  Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
7.                  Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
         Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
             Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
          Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
1.                  Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
2.                  Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
19
2.3. Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja
1.      anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2.      Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau sekolah.
3.      Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4.      Anak-anak yang suka berbohong.
5.      Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6.      Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
7.      Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau dirumah.
2.4.  Perilaku-perilaku yang merupakan kenakalan remaja
Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas kami mengadakan pengamatan tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar, berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara;
e) Merokok;
f) menonton video atau media cetak yang tidak layak
g) Corat-coret tembok sekolah
20
h)   Membolos dan
i)     Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm
j)     Selalu melanggar tata tertib
Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja dan masyarakat itu sendiri.


















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
        Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
        Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan. Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan remaja.
Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
·         Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja
·         Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja
·     Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu  dengan memberikan pendidikan lagi.

21
22
B. Saran
a.    Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.
b.    Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri siswa.
c.    Pihak Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
d.      Masyarakat Umum
         Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.

23
e.       Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.

















DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2012. “Pengertian Remaja Menurut Para Ahli” Tersedia dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja diakses tanggal 3 maret 2012
Ahira. 2012. “Beberapa Peraturan Hukum Mengatur Kenakalan Remaja”. Tersedia di http://fakultashukum-universitaspanjisakti.com/informasi-akademis/artikel-hukum/74-materi-penyuluhan-kenakalan-remaja-dan-akibat-hukumnya.html diakses tanggal 3 maret 2012
Anonim, 2012. “Definisi Kenakalan Remaja” Tersedia dalam http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja  diakses pada tanggal 3 Maret 2012
Nurkencana, Wayan. 1999. Perkembangan Jasmani dan Kejiwaan. Singaraja:USAHA NASIONAL
Ngalim, Purwanto. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakata:PT REMAJA ROSDAKARYA
Sarlito, Sarwono. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sunarto, dkk. 1991.Perkembangan Perserta Didik. Proyek Pembinaan dan Penigkatan mutu tenaga kependidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tarumanegara, 2011. Artikel Kenakalan Remaja. Tersedia dalam  http://psikologi.tarumanagara.ac.id/artikel/16-psikologi/26-akr.html diakses tanggal 12 maret 2012
Ali, Mohammad. 2006 . Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: P.T. Bumi Aksara
Yusup, Kick.2012. “Pengaruh Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja” Tersedia dalam dalam  http://Pengaruh keluarga terhadaap kenakalan remaja .ac.id/artikel/18-/27-akr.html diakses 12 April 2012








     24
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAPTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
     1. Latar Belakang 1
     2. Rumusan Masalah 2
     3. Tujuan 2
4. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1.Pengertian Kenakalan Remaja 3
        2.1.2.Pertumbuhan dan perkembangan masa remaja Awal……………………………..4
               2.1.3.Pertumbuhan  fisik…………………….…………………………………………..4
2.1.3Perkembangan Psikologis




C.     Jenis-jenis Senam Lantai Yang Ada 4  1). Berguling ke depan (Roll Depan) 4
     2). Guling ke Belakang (Back roll) 4
     3). Kayang. 5
     4). Sikap Lilin 6
     5). Guling Lenting 6
     6). Lenting Tumpuan Tangan (Hand Spring Overslag) 7
     7). Berdiri Tangan (Hand Stand) 8
     8). Gerakan Lenting (Neck Kip)  9
9). Meroda (Ratslag) 11
     10). Loncat Harimau (Tiger Sprong) 12
            11). Berdiri dengan Kepala (Headstand) 12
D. Peraturan senam lantai pada berbagai lomba pecan-pekan olahraga 14
BAB III PENUTUP 16
            Kesimpulan 16
            Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18



Comments