Pembinaan dan Peningkatan Status Kesehatan, Kebutuhan Gizi dan Jumlah Kalori yang dibutuhkan oleh Atlit dan Penyakit Malnutrisi

Hasil gambar untuk pembinaan status kesehatan gizi atlet
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Sholawat serta salam semoga selalu tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang penuh cahaya ini, dari zaman jahiliyah kezaman yang penuh berkah ini. Terselesaikannya tugas ini bukan karna pemikiran kami sendiri melainkan bantuan dari banyak pihak, maka dari itu kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada pihak – pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami haturkan kepada Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. bersama tim, selaku dosen mata kuliah pendidikan kesahatan dan gizi yang telah memberikan materi – materi sehingga kami mengerti tentang pendidikan kesehatan dan gizi khususnya materi pembinaan dan peningkatan status kesehatan, kebutuhan gizi dan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh atlit dan penyakit malnutrisi. Selanjutnya kami berharap semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi diri pribadi dan bagi para pembaca. Semoga kami menjadi mahasiswa yang lebih aktif dalam menulis bukan sekedar menyelesaikan tugas semata. Sekian



                                                                                                                     Bandung, Maret 2017

                                                                                                                      Penyusun


DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………………       1
Daftar isi ……………………………………………………………………………….       2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….        3
A.    Latar Belakang ………………………………………………………………..         3
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………………….        3
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………..        4
1.      Pengertian teori pembelajaran ………………………………………………..         4
2.      Sejarah teori pembelajaran ……………………………………………………        6
3.      Prinsip-prinsip teori pembelajaran ……………………………………………        6
4.      Sumbangan teori pembelajaran ………………………………………………...      7
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………...        10
Kesimpulan …………………………………………………………………………….       10
Daftar pustaka ………………………………………………………………………….       11
Lampiran ……………………………………………………………………………….       12


BAB I
PEMBUKAAN


A.    LATAR BELAKANG
Dunia pendidikan di Indonesia memiliki landasan hukum atau Undang-undangnya sendiri yakni UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 1 UU No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar  dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Berdasarkan landasan tersebut sebagi pendidik / calon pedidik tentunya harus memhami tentang ilmu kesehatan dan ilmu gizi agar mampu mengarahkan anak didiknya menjadi anak didik yang senantiasa sehat dan tidak mengalami kekurangan gizi atau kelebihan gizi, meghindarkan dari berbagai penyakit serta yang sesuai dengan landasan pendidikan UU No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Pasal 1 ayat 1. Untuk mewujudkan semua itu maka calon pendidik atau pendidik harus mengerti tentang pendidikan kesehatan gizi yaitu pembinaan dan peningkatan status kesehatan, kebutuhan gizi dan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh atlit dan penyakit malnutrisi, yang dimana materi tersebut memuat berbagai macam ilmu yang bisa dipergunakan dalam memahami kesehatan dan gizi anak didik kelak. Dewasa ini  banyak anak-anak yang aktif seolah tidak terjadi apa-apa padahal kurang dari segi kesehatan dan gizi yang seimbang maka dari itu sangat penting bagi calon pendidik ataupun pendidik memahami tentang tkesehatan dan gizi khususnya mengenai pembinaan dan peningkatan status kesehatan, kebutuhan gizi dan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh atlit dan penyakit malnutrisi agar anak didiknya senantiasa sehat dan memiliki gizi yang seimbang. Melalui makalah ini kami akan menjelaskan tentang pembinaan dan peningkatan status kesehatan, kebutuhan gizi dan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh atlit dan penyakit malnutrisi yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan memberikan solusi kepada para calon pendidik agar siap dalam proses pembelajaran kelak sehingga peserta didik tidak hanya sehat tetapi sehat yang bemakna dan bergizi seimbang sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Seberapa besarkah kebutuhan energi seseorang berdasarkan aktifitasnya ?
2.      Apa yang di perlukan dalam aktivitas fisik ?
3.      Bagaimana mengenai pertumbuhan ?
4.      Bagaimana cara perhitungan energi pada olahraga ?
5.      Apa saja tanda-tanda kekurangan vitamin dan mineral ?
6.      Penyakit-penyakit apa saja yang dapat terjadi akibat kekurangan zat gizi ?
7.      Apa saja gangguan yang terjadi akibat kekurangan vitamin ?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami kebutuhan energi seseorang sesuai aktifitasnya
2.      Mengetahui dan memahami tentang yang diperlukan dalam aktivitas fisik
3.      Mengetahui dan memahami mengenai pertumbuhan
4.      Mengetahui dan memahami cara perhitungan energi pada olahraga
5.      Mengatahui dan memahami tanda-tanda kekurangan vitamin dan mineral
6.      Mengetahui dan memhami penyakit yang dapat timbul akibat kekurangan gizi
7.      Mengetahui dan memahami gangguan yang dapat muncul akibat kekrangan vitamin


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Kebutuhan Energi
Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen -komponen tersebut yaitu : 1) basal metabolic rate (BMR) ; 2) specific dynamic action (SDA) ; 3) aktivitas fisik dan factor pertumbuhan

1)      Basal metabolism
Metabolism basal adalah banyk energi yang dapat dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh berupa metabolism makanan, skeresi enzim, sekresi hormone, maupun berupa denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh.
Metabolisme basal ditentukan dalam keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna. Pengukuran metabolisme basal dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12-14 jam (keadaan postabsorptive). Sebenarnya  taraf metabolisme basal ini tidak benar-benar basal. Taraf metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah daripada taraf metabolisme basal, oleh karena selama tidur otot-otot terelaksasi lebih sempurna. Apa yang dimaksud basal di sini  ialah suatu kumpulan syarat standar yang telah diterima dan diketahui secara luas.  Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stress
Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga  mempengaruhi metabolisme basal di mana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat.

Tabel 1. BMR untuk laki-laki berdasarkan berat badan
Jenis Kelamin

Berat Badan (kg)
10-18 th
Energi (kalori) 18-30
30-60 th
Laki - laki
55
60
65
70
75
80
85
90
1625
1713
1801
1889
1977
2065
2154
2242
1514
1589
1664
1739
1814
1889
1964
2039
1499
1556
1613
1670
1727
1785
1842
1899


Tabel 2. BMR untuk perempuan berdasarkan berat badan

Jenis Kelamin

Berat Badan (kg)
10-18 th
Energi (kalori) 18-30
30-60 th
Perempuan
40
45
50
55
60
65
70
75
1224
1291
1357
1424
1491
1557
1624
1691
1075
1149
1223
1296
1370
1444
1516
1592
1167
1207
1248
1288
1329
1369
1410
1450

2)      Spesific Dynamic Action
Bila seseorang dalam keadaan basal mengkonsumsi makanan maka akan terlihat peningkatan produksi panas. Produksi panas yang meningkat dimulai satu jam setelah pemasukan makanan, mencapai maksimum pada jam ketiga, dan dipertahankan di atas taraf selama enam jam atau lebih. Kenaikan produksi panas di atas metabolisme  basal yang disebabkan oleh makanan disebut spesific dynamic action.
Spesific dynamic action adalah penggunaan energi sebagai akibat dari makanan itu sendiri. Energi tersebut digunakan untuk mengolah makanan dalam tubuh, yaitu pencernaan makanan, dan penyerapan zat gizi, serta transportasi zat gizi. Spesific dynamic action dari tiap makanan atau lebih tepatnya zat gizi berbeda-beda. Spesific dynamic action untuk protein berbeda dengan karbohidrat, demikian pula untuk lemak. Akan tetapi spesific dynamic action dari campuran makanan besarnya kira-kira 10% dari besarnya basal metabolisme.

2.      Aktivitas Fisik
Setiap  aktifitas fisik memerlukan energi untuk bergerak. Aktifitas fisik berupa aktifitas rutin sehari-hari, misalnya membaca, pergi ke sekolah, bekerja sebagai karyawan kantor. Besarnya energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas fisik.

Tabel 3. Faktor aktifitas fisik (perkalian dengan BMR)

Tingkat

Laki-laki

Perempuan
Istirahat di tempat tidur
Kerja sangat ringan
Kerja ringan
Kerja ringan – sedang
Kerja sedang
Kerja berat
Kerja berat sekali
1,2
1,4
1,5
1,7
1,8
2,1
2,3
1,2
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
2,0

Setiap aktifitas olahraga memerlukan energi untuk kontraksi otot. Olahraga dapat berupa olahraga aerobik maupun olahraga anaerobik. Besar energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas olahraga.

Tabel 4. Kebutuhan energi berdasarkan aktifitas olahraga (kalori/menit)

Aktivitas Olahraga
Berat Badan (kg)
50
60
70
80
90
 Balap Sepeda :  - 9 km/jam
                              - 15 km/jam
                              - Bertanding  

Bulutangkis 
Bola basket
Bola voli
Dayung
Golf
Hocky 

Jalan kaki : - 10 menit/km 
                     - 8 menit/km
                     - 5 menit/km 

Lari  : - 5,5 menit/km
           - 5 menit/km
           - 4,5 menit/km
           - 4 menit/km 

Renang  : - gaya bebas
                  - gaya punggung
                  - gaya dada 

Senam
Senam Aerobik: - pemula
- terampil 

Tenis Lapangan: 
- rekreasi
- bertanding  

Tenis Meja
Tinju :
 - latihan
- bertanding

Yudo  

3
5
8

5
7
2
5
4
4

5
6 10

10 10 11 13

8
9
8

3
5
7

4

3

11 7

10


4
 6 10

6
8
3
6
5
 5

6
7 12

12 12 13 15

10 10 10

4
6
8

4 10

4

13 8

12


4
7
12

7
10
4
7
6
6

7
8
15

14 15 15 18

11 12 11

5
7
9

5
12

5

15 10

14


5 8 13

7 11 4 8 7 7

8 10 17

15 17 18 21

12 13 13

5 8 10

5 14

5

18 11

15


6 9 15

9 12 5 9 8 8

9 11 19

17 19 20 23

14 15 15

16 9 12

6 15

6

20 12

17



3.      Pertumbuhan

Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan penambahan energi. Energi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang baru dan jaringan tubuh.

Tabel 5. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan (kalori/hari)

Jenis kelamin anak
Umur
Tambahan energi
Anak laki-laki dan
perempuan
10 – 14 tahun
15 tahun
16 – 18 tahun
2 kalori/kg berat badan
1 kalori/kg berat badan
0,5  kalori/kg berat badan

Makanan untuk seorang atlet harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat gizi penghasil energi yang jumlahnya tertentu. Selain itu makanan juga harus mampu mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktifitas olahraga. Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen tersebut yaitu basal metabolic rate (BMR), spesific dynamic action (SDA), aktifitas fisik dan faktor pertumbuhan.

4.      Perhitungan Energi pada Olahraga

Olahraga aerobik dan anaerobik, keduanya memerlukan asupan energi. Namun, penetapan kebutuhan energi secara tepat tidak sederhana dan sangat sulit. Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang hanya dapat menghitung kebutuhan energi berdasarkan energi yang dikeluarkan. Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen tersebut yaitu basal metabolic rate (BMR), spesific dynamic action (SDA), aktifitas fisik dan faktor pertumbuhan. 

Cara Menghitung Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan komponen-komponen penggunaan energi. Berdasarkan komponen-komponen tersebut, terdapat 6 langkah dalam menghitung energi untuk setiap atlet. 

Langkah 1
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan persentase lemak tubuh. Indeks massa tubuh merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh tinggi badan dalam satuan meter dikwadratkan. Sedangkan presentase lemak tubuh yaitu perbandingan antara lemak tubuh dengan massa tubuh tanpa lemak. Pengukuran lemak tubuh dilakukan dengan menggunakan alat skinfold caliper pada daerah trisep dan subskapula.
[dicheck dengan % lemak tubuh]

Langkah 2
Tentukan basal metabolic rate (BMR) yang sesuai dengan jenis kelamin, umur dan berat badan. Caranya menentukan BMR dengan melihat tabel 1 atau tabel 2.Tambahkan BMR dengan spesific dynamic action (SDA) yang besarnya 10% BMR. 

BMR + SDA (10% BMR)

Tabel 6. BMR untuk laki-laki berdasarkan berat badan

Jenis Kelamin

Berat Badan (kg)
10-18 th
Energi (kalori) 18-30
30-60 th
Laki - laki
55
60
65
70
75
80
85
90
1625
1713
1801
1889
1977
2065
2154
2242
1514
1589
1664
1739
1814
1889
1964
2039
1499
1556
1613
1670
1727
1785
1842
1899

Tabel 7. BMR untuk perempuan berdasarkan berat badan
Jenis Kelamin

Berat Badan (kg)
10-18 th
Energi (kalori) 18-30
30-60 th
Perempuan
40
45
50
55
60
65
70
75
1224
1291
1357
1424
1491
1557
1624
1691
1075
1149
1223
1296
1370
1444
1516
1592
1167
1207
1248
1288
1329
1369
1410
1450

 
Langkah 3
Aktifitas fisik setiap hari ditentukan tingkatnya. Kemudian, hitung besarnya energi untuk aktifitas fisik tersebut (tanpa kegiatan olahraga). Pilihlah tingkat aktifitas fisik yang sesuai,baik untuk perhitungan aktifitas total maupun perhitungan aktifitas fisik yang terpisah dan jumlahkan. Gunakan tabel 3 untuk menentukan tingkat aktifitas total. 

Langkah 4
Kalikan faktor aktifitas fisik dengan BMR yang telah ditambahkan SDA.

Langkah 5
Tentukan penggunaan energi sesuai dengan latihan atau pertandingan olahraga dengan menggunakan tabel 4. Kalikan jumlah jam yang digunakan untuk latihan per minggu dengan besar energi yang dikeluarkan untuk aktifitas olahraga. Total energi yang didapatkan dari perhitungan energi dalam seminggu, kemudian dibagi dengan 7 untuk mendapatkanpenggunaan energi yang dikeluarkan per hari. Tambahkan besarnya penggunaan energi ini dengan energi yang didapatkan dari perhitungan langkah 4. 

Langkah 6
Apabila atlet tersebut masih dalam usia pertumbuhan, maka tambahkan kebutuhan energi sesuai dengan tabel 5


Tabel 7. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan (kalori/hari)
Jenis kelamin anak
Umur
Tambahan energi
Anak laki-laki dan
perempuan
10 – 14 tahun
15 tahun
16 – 18 tahun
2 kalori/kg berat badan
1 kalori/kg berat badan
0,5  kalori/kg berat badan

Contoh Perhitungan Kebutuhan Energi Seorang Atlet
Maru seorang mahasiswa berumur 20 tahun mempunyai tinggi badan 160 cm dan berat badan 60 kg. Dia seorang atlet bolabasket dalam tim nasional. Dia berlatih berupa lari 3 hari seminggu dengan kecepatan 5 menit per km selama satu jam. Selain itu, Mary berlatih bolabasket 2 kali seminggu selama 20 menit. Aktifitas sehari-hari berupa aktifitas ringan sedang, misalnya pergi ke kampus,belajar.

Cara menghitung kebutuhan energi

Langkah 1
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan indeks massa tubuh dan persentase lemak.
IMT = 60 : (1,6)2 = 23,4
Artinya atlet ini IMT dalam keadaan normal 

Langkah 2
Tentukan BMR untuk wanita dengan berat badan 60 kg yaitu 1370 kalori 9tabel 2).
Tentukan SDA yaitu 10% x 1370 = 149
Jumlahkan BMR dengan SDA yaitu 1370 + 137 = 1470 kalori

Langkah 3 dan langkah 4
Tentukan faktor aktifitas kerja ringan sedang yaitu 1,6 (tabel 3) 

Langkah 5
Latihan lari setiap minggu yaitu   : 3 x 60 x 12 = 2160 kal/mg
Latihan bolabasket setiap minggu yaitu  : 2 x 30 x 7 = 420 kal/mg
Gunakan tabel 4 pada perhitungan aktifitas olahraga.
Kebutuhan energi untuk aktifitas olahraga (lari dan latihan bolabasket)
adalah 2160 + 420 = 2580 kalori/minggu
Kebutuhan energi untuk aktifitas olahraga per hari adalah  2580 : 7 = 368,57 kalori
Jadi total kebutuhan energi per hari adalah 2251,2 + 368,57 = 2619,77
kalori Mary membutuhkan energi setiap hari yang berasal dari makanan yang dia
konsumsi adalah 2619,77 kalori



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen -komponen tersebut yaitu : 1) basal metabolic rate (BMR) ; 2) specific dynamic action (SDA) ; 3) aktivitas fisik dan factor pertumbuhan
Spesific dynamic action adalah penggunaan energi sebagai akibat dari makanan itu sendiri. Energi tersebut digunakan untuk mengolah makanan dalam tubuh, yaitu pencernaan makanan, dan penyerapan zat gizi, serta transportasi zat gizi. Spesific dynamic action dari tiap makanan atau lebih tepatnya zat gizi berbeda-beda. Spesific dynamic action untuk protein berbeda dengan karbohidrat, demikian pula untuk lemak. Akan tetapi spesific dynamic action dari campuran makanan besarnya kira-kira 10% dari besarnya basal metabolisme.
Setiap aktifitas olahraga memerlukan energi untuk kontraksi otot. Olahraga dapat berupa olahraga aerobik maupun olahraga anaerobik. Besar energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas olahraga.
Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen tersebut yaitu basal metabolic rate (BMR), spesific dynamic action (SDA), aktifitas fisik dan faktor pertumbuhan

DAFTAR PUSTAKA

Komariyah, L, Sucipto, Eka Wijayanti, K, dkk . (2016). Ilmu Gizi Olahraga. Bandung : UPI

http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195906281989012-LILIS_KOMARIYAH/

File.upi.edu/kebutuhan zat gizi dan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh atlet









Comments